Thursday, December 21, 2017

Pengetahuan Mistik (Filsafat Ilmu)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    ..Latar Belakang
Mistik itu sendiri adalah sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataanya dapat menimbulkan objek yang empiris, di mana mistik ini didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan maupun umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu.
Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai kalbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman di dalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. Untuk penjelasan selanjutnya akan kami bahas dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
            1. Apa pengertian mistik?
            2. Bagaimana struktur pengetahuan mistik?
            3. Apa saja aliran-aliran dalam pengetahuan mistik?
            4. Apa saja kegunaan pengetahuan mistik?
            5. Bagaimana objek pengetahuan mistik?

C.    ..Tujuan Penulisan
            1. Untuk mengetahui apa pengertian mistik tersebut.
            2. Untuk mengetahui apa saja ..struktur pengetahuan mistik tersebut.
            3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam pengetahuan mistik.
            4. Untuk mengetahui kegunaan pengetahuan mistik tersebut.
            5. Untuk mengetahui apa saja objek dalam pengetahuan mistik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mistik (Metafisika)

Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa. Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman  (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum.
 Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.[1] Menurut De Kleine W.P kata mistik berasal dari bahasa Yunani myei n yang artinya menutup mata (de ogen sluiten) dan musterion yang artinya suatu rahasia (geheimnis).
Beberapa pendapat tentang paham mistik atau mistisisme. Kepercayaan tentang adanya kontak antara manusia bumi dan tuhan. Kepercayaan tentang persatuan mesra (innige vereneging) ruh manusia   (ziel) dengan Tuhan. Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung manusia dengan Dzat Ketuhanan dan perjuangan bergairah kepada persatuan itu. Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia dan hal-hal yang tersembunyi. Kecenderungan hati kepada kepercayaan yang menakjubkan atau kepada ilmu yang rahasia. Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat tentang paham mistik diatas berdasarkan materi ajarannya juga memberikan adanya pemilahan antara paham mistik keagamaan (terkait dengan tuhan dan ketuhanan) dan paham mistik non-keagamaan (tidak terkait dengan tuhan ataupun ketuhanan).
Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra.[2]

B.     Struktur Pengetahuan Mistik (Metafisika)
Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Mistik Biasa, jika dalam Islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan tertentu.
2.      Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
a.      Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah,ilmu hikmah.
b.      Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap (sya’badzah ).

C.    Aliran-aliran Dalam Pengetahuan Mistik
Di dalam kajian Ontologi atau bagia metafika yang umum pada pengetahuan mistik terdapat beberapa aliran dalam pengetahuan mistik itu sendiri yang membahas segala sesuatu dan yang ada secara menyeluruh serta mengkaji persoal-persoalannya, seperti hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, dan pengertian tentang kebebasan. Adapun aliran mistik yang di maksud adalah:
1.      Aliran Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa rohani. Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham monoisme terbagi ke dalam dua aliran :
·         Aliran materialisme, menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani, Aliran ini sering disebut naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.
·         Aliran idealisme Menurut idealisme, gambaran yang benar yang tepat sesuai dengan kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu mustahil, sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme, mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil dari proses mental yang niscaya bersifat subyektif. Pengetahuan menurut teori idealistik ini tidak memberikan gambaran yang tepat tentang kenyataan di luar alam pikiran manusia.
2.      Aliran Dualisme, adalah aliran mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Aliran dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya. Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme, di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu: ada sebaga potensi, dan ada secara terwujud. Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk (eidos).
3.      Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralusme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua identitas.
4.      Aliran Nikhilisme, menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dalam pandangan nikhlisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
5.      ..Aliran Agnotisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda, baik hakikat materi maupun hakikat rohani.[3]

D.    .Kegunaan Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik)
Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak adagunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri.
Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakahmistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Cara pengetahuaan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.

E.     .Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik)
Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal, debus, pelet, penggunaan Jin, santet dan lain-lain.
Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran.
Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.



BAB III
    PENUTUP

A.    .Kesimpulan
Kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi  (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio.
 Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra Struktur pengetahuan mistik, jika dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam, yang masing-masing mempunyai perbedaan yang mendasar dalam segi kefilsafatannya. Sedangkan objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.

B.     Saran
1.      Dalam mempelajari pengetahuan mistik (metafisika) diharapkan agar manusia tetap menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang erat kaitannya dengan tuhan, supaya menggunakan pengetahuan mistik sesuai dengan kapasitasnya dan untuk jalan kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.
2.      Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca, dan untuk perbaikan makalah ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan.



DAFTAR PUSTAKA

Susanto,. A. Filsafat Ilmu, Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologi dan Aksiologis, Jakarta : Bumi Aksara, 2011.
Tafsir Ahmad. Filsafat Ilmu, Bandung : Rosda, 2004.
Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik ,http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/
filsafat-mistik diakses Sabtu, 18 Oktober 2014, jam 15.00 WIB.
Yolmarto Hidayat, Ontologi Aliran, http:/ yolmartohidayat asmarnita.blogspot.com/2013_05_14_archive.html diakses Minggu, 19Otober 2014, jam 13.00 WIB.






[1]               Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik , http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/
filsafat-mistik diakses Sabtu, 18 Oktoberr 2014,jam 18:00 Wib
[2]              Yolmarto Hidayat, Ontologi Aliran,http://yolmartohidayat  asmamita.blogspot.com/2013_005_14_archive.html diakses Sabtu, 18 Oktober2014, jam 15:30 Wib.

[3]              Susanto, A. Filsafat Ilmu, Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologi dan Aksiologis, Jakarta : Bumi Aksara, 2011, hal. 112.

No comments:

Post a Comment