BAB
II
..PENELITIAN
KUANTITATIF
A. PENELITIAN KUANTITATIF
1. Definisi
Penelitian Kuantitatif
Kasiram
(2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
mendifinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
2. Asumsi
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Nana Sudjana dan Ibrahim,
2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005). a. Bahwa realitas yang menjadi
sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental, dan cenderung bersifat tetap
sehingga dapat diprediksi. b. Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan
alat-alat yang objektif dan baku.
B. ..KARAKTERISTIK
PENELITIAN KUANTITATIF
Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana
Sudjana dan Ibrahim, 2001 : 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005;
dan Kasiram 2008: 149-150) :
a.
Menggunakan pola berpikir
deduktif (rasional – empiris atau topdown), yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b.
Logika yang dipakai adalah
logika positivistik dan menghundari halhal yang bersifat subjektif.
c.
Proses penelitian mengikuti
prosedur yang telah direncanakan.
d.
Tujuan dari penelitian
kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang berupaya
membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
e.
Subjek yang diteliti, data
yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta alat pengumpul data
yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
f.
Pengumpulan data dilakukan
melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif dan baku.
g.
Peneliti menempatkan diri
secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya tidak terlibat
secara emosional dengan subjek penelitian.
h.
Analisis data dilakukan
setelah semua data terkumpul.
i.
Hasil penelitian berupa
generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
C. ..TIPE – TIPE PENELITIAN
KUANTITATIF
Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metoda dan
rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat
masalah yang dihadapi. Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian
kuantitatif dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata,
2000 : 15 dan Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).
a.
Penelitian deskriptif
b.
Penelitian korelational
c.
Penelitian kausal komparatif
d.
Penelitian tindakan
e.
Penelitian perkembangan
f.
Penelitian eksperimen
D. ..METODE PENELITIAN
KUANTITATIF
Metode
yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khusunya kuantitatif analitik
adalah metode dedutif. Dalam metoda ini teori ilmiah yang telah diterima
kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya.
Jujun
S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik
(2000: 6) menyatakan bahwa pada dasarnya metoda ilmiah merupakan cara ilmu
memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan : a) kerangka
pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten
dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; b) menjabarkan hipotesis
yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut; dan c) melakukan
verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual.
verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual.
Selanjutnya
Jujun menyatakan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikatif
ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut
(Suriasumantri, 2005 : 127-128).
a.
Perumusan masalah, yang
merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta
dapat diidentifikasikan faktorfaktor yang terkait di dalamnya.
b.
Penyusunan kerangka berpikir
dalam penyusunan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan
yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk
konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan
premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan
faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.
c.
Perumusan hipotesis yang
merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
d.
Pengujian hipotesis yang
merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis, yang diajukan
untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipoteisis
tersebut atau tidak.
e.
Penarikan kesimpulan yang
merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
No comments:
Post a Comment