Sunday, January 7, 2018

PERIODE BAYI (0-2 tahun), Perkembangan Masa Bayi, Perkembangan Kognitif & Psikososial (Psikolog)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya.
Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap hari setiap minggu dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan awal masa bayi.
Karena istilah “bayi” banyak ditafsirkan sebagai individu yang tak berdaya, maka semakin umum orang menanamkan masa bayi selama dua tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. 
Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehinggarelative mandiri. Oleh karenanya, kami akan membahas secara lebih luas dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tugas Perkembangan pada masa bayi?
2.      Bagaimana Perkembangan kognitif bayi usia 0-2 tahun?
3.      Bagaimana perkembangan psikososial bayi usi 0-2 tahun?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan tugas Perkembangan pada masa bayi.
2.      Mendeskripsikan perkembangan kognitif bayi usia 0-2 tahun
3.      Mendeskripsikan perkembangan psikososial bayi usi 0-2 tahun



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi

Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Y.Havighurst, tugas Perkembangan adalah tugas yang terdapat pada sutu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan  dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan selanjutnya. Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Dan yang ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat. Contohnya di usia SD , anak diharapkan sudah bisa baca tulis, dan sebagainya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan., persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagian hidupnya. Tugas-tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 bulan, yaitu :
a.       Belajar berjalan pada usia 9-15 bulan
b.      Belajar makan makanan padat
c.       Belajar berbicara
d.      Belajar buang air besar dan kecil
e.       Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
f.       Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
g.      Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam
h.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain.
i.        Belajar mengadakan hubungan  baik dan buruk serta pengembangan kata hatii.

B.     Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Papalia, Diane, & Olds, 1989), kognitif adalah suatu pikiran yang dapat menyusun aktivitas dan dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungan.
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau (mencium) dan lain-lain. Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.

Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
·         Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi lebih banyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
·         Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan awal. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengadakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala ke sumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan  konsep benda.
·         Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah (perabaan). Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiyaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
·         Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
·         Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada periode ini adalah mulainya anak mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan 
Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
·         Periode Representasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi representatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, representasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan dalam konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
Karakteristik anak  yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a.       Berfikir melalui perbuatan (gerak),
b.       Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia dapat berjalan dan berbicara,
c.       Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya,
d.       Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis

C.    Perkembangan Psikososial
Pengalaman sosial sejak dini merupakan peranan yang penting dalam menentukan hubungan sosial dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan anak berpusat disekitar rumah, maka dirumahlah berasal perilaku dan sikap sosial kelak. Perilaku sosial mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan anak tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhannya. Nyatanya anak dapat ditenangkan dengan sentuhan lembut dari orang tua dan ASI dari seorang ibu.
Dengan bertambahnya usia anak dan banyaknya rangsangan dari orang lain, hal ini dapat memicu perkembangan sosial bayi yang diantaranya[1] :
·         Pada usia satu bulan, anak mulai melihat wajah orang-orang yang ada disekitarnya, seperti wajah ibu, bapak, dan keluarga lainnya.
·         Pada usia dua sampai tiga bulan, anak dapat membedakan manusia dari benda-benda mati dan anak tau bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhann-kebutuhannya. Anak juga tampak tidak senang atau kadang-kadang menangis apabila ditinggal sendirian dan nampak senang apabila didekati orang lain.
·         Pada usia empat sampai lima bulan, anak ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Anak akan memberikan reaksi yang berbeda pada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang ramah dan suara-suara yang kencang. Anak juga mencoba menarik perhatian bayi lain dengan cara melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, bermain-main dengan ludah, dan tersenyum dengan bayi lain
·         Pada usia enam sampai tujuh bulan, anak dapat membedakan teman dan orang asing dengan tersenyum padanya.. Pada usia ini anak juga memperlihatkan reaksi terhadap orang dewasa, yang mana anak hanya tertarik pada orang tertentu.
·          Pada usia delapan sampai sembilan bulan, anak mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan- gerakan sederhana dari orang lain. Anak juga merasa ketakutan bila didekati oleh orang yang belum dikenalinya.
·         Pada usia sepuluh sampai tiga belas bulan, anak mencoba meremas pakaian dan rambut anak lain, meniru perilaku dan suara-suara mereka, dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun kadang mereka bingung bila anak lain mengambil mainannya
·         Pada usia tigabelas sampai delapanbelas bulan, berebut mainan dengan anak lain sudah berkurang, malahan anak lebih suka berbagi dan bekerja sama dengan anak lainnya. Pada usia ini anak memiliki sifat yang keras kepala, tidak mau mengikuti permintaan atu perintah dari orang dewasa.
·         Pada usia delapan belas sampai duapuluhempat bulan, anak lebih berminat bermain dengan anak lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengan anak yang lain. Anak juga bekerja samdengan kegiatan rutinitas seperti berpakaian, makan, dan mandi.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Ada tiga jenis sumber tugas perkembangan yaitu : 1) pertumbuhan fisik, 2) kematangan kepribadian dan 3) tuntutan masyarakat.
Perkembangan kognitif bayi adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.

B.     Saran
Mungkin ini saja yang dapat kami bahas dalam makalah kami ini, jika ada kesalahan mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kami sendiri khususnya dan para pembaca. Dengan adanya makalah ini kita bisa mengetahui perkembangan-perkembangan yang ada pada bayi usia 2-0 tahun.



DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT.Remaja Rusda Karya, 2006.

Dzulkifli, Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosda karya, 1986.

Muallifah,.Psycho Islamic Smart Parenting, Jogjakarta: Diva Press, 2009.


http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/16/enam-periode-dalam-tahapan-sensorimotor-piaget-355494.html



[1] Desmita,  Psikilogi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010)  hal.115

1 comment:

  1. If you're trying hard to burn fat then you need to jump on this brand new custom keto plan.

    To create this keto diet service, certified nutritionists, fitness trainers, and cooks united to develop keto meal plans that are productive, suitable, money-efficient, and delicious.

    Since their first launch in January 2019, 100's of clients have already transformed their figure and well-being with the benefits a certified keto plan can offer.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones provided by the keto plan.

    ReplyDelete