Sunday, January 7, 2018

Al-Quran, Isi Kandungan Al-Quran, Kekhususan Al-Quran (Tafsir)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang diturunkan secara mutawatir sekitar dan membacanya bernilai ibadah. Al-qur’an merupakan pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran juga adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Al-Qur’an yang memang betul-betul dipahami, bukan saja dibaca akan melahirkan tokoh-tokoh Islam yang beriman dan mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat demi kemajuan suatu negeri. Dicontohkan disini, negara Islam Iran yang mampu melahirkan banyak tokoh Islam yang cendekia sehingga keberadaannya disegani oleh Amerika karna mampu menciptakan senjata seperti nuklir. Amerika dibuat waspada oleh adanya ilmuan-ilmuan Islam ini.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa mau memahami isi yang terkandung di dalamnya, agar tidak terjadi Kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah satunya adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti yang telah penulis katakan di atas. Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak mempelajari. Sebagai masukan, pelajarilah Al-Qur’an agar kita semua umat Islam dapat bersatu kembali seperti pada masa Nabi.

A.    Rumusan Masalah
1.      Apa saja pokok-pokok isi kandungan al-Qur’an?
2.      Apa saja kekhususan-kekhususan dari al-Qur’an?
3.      Apa saja tujuan-tujuan al-Qur’an?

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pokok-pokok isi kandungan al-Qur’an.
2.      Untuk mengetahui kekhususan-kekhususan al-Qur’an.
3.      Untuk mengetahui tujuan-tujuan al-Qur’an.



                                                                                   BAB II
    PEMBAHASAN

Menelaah Lebih Mendalam Kandungan Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga hari akhir (kiamat). Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan yang terbagi menjadi beberapa hal pengertian dari masing-masing kandungan, yaitu sebagai berikut ini:
A.    Pokok-pokok Kandungan Al-Qur’an

1.      Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak.
2.      Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3.      Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4.      Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan al-Qur’an ada beberapa macam, seperti jinayat, mu’amalat, munakhat, faraidh dan jihad.
5.      Tadzkir ( Peringatan)
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga. Di samping itu ada juga gambaran yang menyenangkan di dalam al-Qur’an atau disebut targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lain tarhib.
6.      Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu.
7.      Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.
Al-Qur’an mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
·         Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin atau Ilmu Kalam.
·         Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara’/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
·         Hukum Khuluqiah, yakhi hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk soial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun Ilmu yang mempelajarinnya disebut Ilmu Akhlak atau Tasawuf.

B.     Kekhususan-kekhususan Al-Qur’an

1.      Al-Qur’an sebagai kitab illahi
Di antara kekhususan Al-Quran yang paling menonjol adalah bahwa ia merupakan kitab Allah, yang mencakup kalimat-kalimat-Nya, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, Muhammad SAW.
Al-Quran merupakan roh Rabbanya, yang dengannya akal dan hati menjadi hidup, sebagaimana ia merupakan dustur ilahy yang mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Telah ditetapkan hikmah Allah untuk menurunkan Al-Quran  itu secara berangsur-angsur, agar ia tertanam di dalam hati dan meresap kedalam akal. Berbagai peristiwa dipecahkan dengan ayat-ayat Allah, berbagai pertanyaan dijawab dan hati rasulullah diteguhkan untuk menghadapi berbagai ujian dan kesulitan beserta para sahabat, sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”(Al-Furqan : 32-33).

2.      Kitab Yang Meliputi Semua Isi Agama
a.      Syariat dalam Al-qur’an
Jika  Al-Qur’an merupakan sumber  pertama bagi aqidah, maka ia juga merupakan sumber pertama bagi syariat. Islam adalah iman yang dibenarkan amal.Aqidah menggambar-kan iman, sedangkan syariat menggambarkan amal. Amal ini meliputi hubungan manusia dengan Rabb-nya, seperti ibadah yang menjadi syiar yang paling besar, seperti shalat yang mendapat perhatian sangat besar dalam Al-Qur’an, yang dijelaskan lebih terinci dalam hadits ketika dalam keadaan aman atau perang, ketika menetap atau dalam perjalanan, perintah untuk menjaga shalat al-wustha, perhatian tentang sebagian syarat-syaratnya, yaitu thaharah, semacam mandi, wudhu’ atau mengenakan perhiasan. Begitu pula menghadap kea rah kiblat  (Baitul Haram).
Ada pula zakat yang disebutkan Al-Quran menyertai shalat, yang disebutkan di dua puluh delapan tempat di dalamnya. Di sana ada pula hubungan manusia dengan keluarganya baik istri, maupun suami, ayah, anak dan kerabat, Al-Quran telah menjlaskan masalah ini baik disurat Makkiyaah maupun Madaniyah. Disana ada pula yang berkenaan dengan hubungan peradaban, material dan politik, antara sebagian umat dengan umat lain.
b.      Akhlak Dalam AL-Quran
Di samping Al-Quran meliputi aqidah dan syariat, ia juga meliputi Akhlak, akhlak ini juga bisa berupa akhlak Rabbani yaitu penyatuan hubungan dengan  Allah dan kedalaman takwa kepadanya, seperti ikhlas bagi-Nya, bersandar dan Tawakkal kepadanya,  mengharap rahmatnya, memetingkan kehidupan akhirat daripada dunia, yang lazim disebut zuhud.
Al-Quran mengannggap dua macam Akhlak, Rabbani dan Insani termasuk kesempurnaan iman dan Takwa, karena itu kita melihat Al-Quran menyatukan iman dalam Akhlak dan perilaku yang luhur, baik dengan Allah atau dengan manusia, perhatikan ayat-ayat ini:
Artinya :“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka( karenanya)dan kepada rabbmereka bertawakkal yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berُikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Rabbbnyadan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” ( Al-Anfal:2-4)
c.       Dakwah menurut Al-Qur’an
Dari ringkasan sejarah turunnya al-Qur’an, tampak bahwa ayat-ayat Al-Qur’an sejalan dengan pertimbangan dakwah, ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-qur’an dan datang pulalah penengasan dari Allah bahwa Hari ini telah kusempurnakan agamamu dan telah kucukupkan nikmat untukmu serta telah ku ridhai islam sebagai agamamu ( QS 5:3). Ajaran- ajaran Al-Qur’an dapat diterapkan dalam masyarakat karena setiap umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang yang mengikuti jejak mereka.  Sebagai suatu perbandingan bahwa Al-Qur’an di umpamakan dengan seseorang yang menanamkan idenya dan tidak melepaskan dirinya dari keadaan, situasi atau kondisi masyarkat yang merupakan objek dakwah. Tentu saja metode yang digunakan nya itu sesuai dengan keadaan , perkembangan dan tingkat kecerdasan objek tersebut. Dan diharapkan pula agar idenya itu berkembang pada semua tempat sepanjang masa.[1]

C.    Tujuan-tujuan Al-Qur’an
Al-Quran mengajak ke berbagai prinsip dan tujuan, yang hanya dengan itulah kehidupan manusia akan menjadi baik.
1)      Meluruskan akidah dan berbagai persepsi
·         Meneguhkan sendi-sendi tauhid
Al-Quran menganggap syirik sebagai kejahatan paling besar yang dilakukan manusia.
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain syirik( itu)bagi siapa yang dikehendakinya.( An Nisa:48)
·         Meluruskan akidah tentang nubuwwah dan risalah
·         Memantapkan akidah iman kepada akhirat dan pembalasan

2)      Menetapkan kemuliaan manusia dan hak-haknya
Tujuan yang berkaitan dengan penetapan kemuliaan manusia dan perhatikan hak-haknya, dapat dilihat dari beberapa unsur berikut:
a.       Menetapkan kemuliaan manusia
Allah berfirman dalam surat Al-Isra’: 70 yang artinya:
Artinya :Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di dataran dan dilautan, kami beri rezeki mereka dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.
b.      Menetapkan hak-hak manusia
Untuk menguatkan kemuliaan manusia ini, semenjak 14 abad yang lampau Al-Quran sudah menetapkan apa yang digembar-gemborkan manusia pada zaman sekarang, sehingga orang yang bodoh menganngap seruan ini merupakan produk zaman  modern, yaitu apa yang disebut dengan “ Hak Asasi Manusia”. hak manusia yang berkaitan dengan kebebasan pandangan dan pemikiran, telah ditetapkan Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
“ Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi”. ( Yunus : 101). Dan hak manusia untuk mendapatkan kebebasan berkeyakinan telah ditetapkan Al-Qur’an, yaitu: “ Tidak ada paksaan dalam ( memeluk) agama (islam).” ( Al- Baqarah: 256).
c.       Menguatkan hak-hak orang yang lemah
Al-Qur’an menetapkan hak-hak manusia secara umum, perhatian dan peduli khusus terhadap orang-orang yang lemah, seperti firman Allah:
Artinya: “Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” ( Adh-Dhuha :9).[2]
Wawasan Al-Qur’an tentang manusia dan masyrakat
Istilah manusia dalam al-qur’an
·         Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun, dan sin, semacam insane, atau nas,
·         Menggunakan kata basyar
·         Menggunakan kata Bani Adam, dan zuriyat adam.
Manusia dinamai basyar, karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk  dua ( mutsanna)  untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriyah serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.

                                                                                    BAB III
         PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pokok-pokok kandungan Al-Qur’an ada 7 (tujuh), yaitu : aqidah,
1.      Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang.
2.      Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.
3.      Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela.
4.      Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
5.      Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT dan berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya.
6.      Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu.
7.      Dorongan Untuk Berpikir yakni Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia
Kekhususan-kekhususan al-Qur’an, yaitu : al-Qur’an sebagai kitab Illahi, dan kitab yang meliputi semua isi agama.
Tujuan-tujuan al-Qur’an yaitu : Meluruskan akidah dan berbagai persepsi, menetapkan kemuliaan manusia dan hak-haknya.

B.     Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, kami berharap supaya pembaca termasuk kelompok kami sendiri lebih bisa memahami kandungan-kandungan dalam al-Qur’an.


                                    DAFTAR KEPUSTAKAAN

M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1994.
Yusuf Al-Qaradhawi. Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2000.
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur’an, Bandung : Mizan,2005






[1] Quraih Muhammad, Membumikan Al-Qur’an, Bandung:,1994.h, 39.
[2] Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Jakarta: 2000,H,  81.

2 comments: