BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Arab
tidak penting, bahasa Arab tidak ada di Ujian Nasional, itulah celotehan
masyarakat yang amat menyakitkan tentang bahasa Arab. Itu semua merupakan
sebuah bentuk kemandulan dalam dunia pendidikan. Pelajaran bahasa Arab yang
terrmasuk dalam kurikulum Kementerian Agama jika ada kalimat semacam itu
kemudian didengar oleh anak didik dari MI, MTs dan MA maka hal ini menjadi
problem baru dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kwalitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
Salah satu proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah pembelajaran bahasa Arab. Di Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam sangat lazim jika bahasa Arab lebih banyak
dipelajari dan digunakan. Akan tetapi dalam buku Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya dijelaskan bahwa:
“Bahasa Arab bukanlah bahasa khusus orang-orang Muslim dan agama Islam,
melainkan juga bahasa kaum non-muslim dan agama bukan Islam”.[1]
Hubungan umat Islam dengan bahasa Arab sangatlah erat seolah-olah tidak bisa
terlepas sebab Allah SWT menurunkan sumber hukum Islam atau Al-Qur’an dengan
bahasa Arab. Agar bisa membaca Al-qur’an pun juga harus
bisa bahasa Arab dulu.
Posisi
bahasa Arab tidak hanya berhenti pada wilayah pendidikan formal (Kepentingan
Ujan Nasional) saja melainkan untuk kepentingan yang lebih dari itu. Semakin
banyak kepentingan semakin banyak pula yang membutuhkan atau menggunakan
itu berarti semakin banyak pula problem yang bermunculan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Faktor apa yang menjadi sebuah
masalah dalam belajar bahasa Arab ?
2. Apakah faktor itu akan selalu tumbuh
?
3. Bagaimana upaya mengatasinya ?
1. Mengungkap faktor yang menjadi
masalah.
2. Mencoba untuk merubah pandangan
semacam itu.
3. Menjelaskan cara untuk mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor Internal
Yang
dimaksud dengan faktor internal adalah
“faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan
maupun kepribadian”.[2] Faktor internal merupakan motivasi idealis yang
membantu seseoarang dalam belajar. Seseorang yang memiliki motif internal akan
lebih kuat dalam proses belajarnya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan
di sekitarnya. Motif internal lahir dari perenungan tentang konsep diri
(filosofis) yang mempertanyakan manfaat belajar itu sendiri.
Faktor Internal yang
terdapat pada siswa meliputi:
1)
Bakat
Dalam bukunya Psikologi
Umum, Alex Sobur mengatakan
bahwa:
Setiap Individu atau setiap anak memiliki bakat
yang berbeda-beda. Bakat biasanya
diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud.
Bakat merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual
umum) atau khusus (bakat akademis khusus).[3]
Jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik. Untuk mendidik anak supaya tidak membebani anak
tersebut, bakat sangat penting bahkan untuk menentukan dimana dia cocok untuk
disekolahkan.
2)
Minat
Minat itu
adalah seseorang yang memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminatinya, dan diperhatikan
terus menerus yang disertai rasa senang, dan tanpa ada batasan
waktu.[4]
Minat
dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke
sesuatu yang telah menarik minatnya.
Dalam
hal ini siswa harus memiliki minat dalam belajar, sedangkan guru berperan untuk
mengarahkan minat anak didiknya melalui metode yang dianggap cocok untuk siswa
maupun metode yang sedang digemari siswanya sehingga tidak mudah menemui
kejenuhan dalam belajar.
Minat
yang tinggi untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadab bahasa Arab harus bisa
diterapkan oleh anak didik itu sendiri supaya pemahaman terhadap materi yang
akan atau sedang disampaikan mudah diterima.
3) Kemauan
Faktor
paling dasar untuk memperoleh dan berhasil terhadap segala sesuatu yang
diinginkan oleh seseorang adalah kemauan. Keamauan ini muncul pada diri seseorang
tanpa adanya paksaan dari luar diri seseorang.
Kemauan
seorang anak didik dalam mempelajari bahasa Arab dapat merubah atau menentukan
prestasinya. Intelektualitas tinggi tanpa didukung adanya kemauan tidak bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan, akan tetapi intelektualitas yang pas-pasan
jika memiliki rasa kemauan cukup tinggi dapat menentukan hasil yang lebih.
4) Pengalaman
terdahulu terhadap pembelajar
Mengenai
permasalahan pengalaman terdahulu seorang anak didik terhadap pembelajaran
hanya pada lembaga formal saja akan tetap pendidikan non-formal juga berpengaruh dalam
membangun pengalaman anak didik.
Pada
sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan formal
dalam hal ini Madrasah sebelum anak didik mempelajari bahasa Arab pada sekolah
/ lembaga pendidikan yang sedang ia jalani, sudah pasti ada pengenalan terhadap
bahasa Arab.
Sama
halnya pada pendidikan non-formal seperti pesantren maupun tempat pendidikan
lingkungan masyarakat seperti dalam pengajian (ngaji) pada masjid maupun
mushola pastinya sudah dikenalkan walaupun sekedar pada tingkatan membaca, akan
tetapi pengenalan semacam ini bisa menjadikan modal bagi anak didik dalam
menempuh pendidikan yang sedang dialami.
Faktor internal
dalam diri anak didik jika cocok dengan pendidikan yang sedang ia alami pada
saat ini sangat perpengaruh positif dalam meraih prestasi belajar, sebab anak
didik bisa dengan mudah beradaptasi melalui kepribadian yang ada dalam
dirinya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah
seluruh faktor yang mendukung proses belajar di luar motif idealis. Dalam
faktor ini penulis akan membahas tiga macam yaitu:
1). Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud disini adalah lingkungan pendidikan sosial anak didik yang
meliputi:
a) Keluarga
Keluarga adalah
unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Keluarga
biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa
aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya
arti ikatan luhur hidup bersama.[5]
Secara
umum, bagi seorang anak didik, keluarga merupakan tempat awal dan paling utama
guna mendapatkan pendidikan luar sekolah. Di dalam keluarga inilah seorang anak
didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan diinsyafi oleh
tiap-tiap keluarga, bahwa anak berada dalam keluararga dengan segala proses
hingga dapat melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Keluarga
sebagai tempat pencetak pengalaman paling awal bagi anak maka keluarga jangan
sampai meninggalkan dasar-dasar pendidikan yang baik, sebab kemajuan
perkembangan anak didik lebih menguntungkan bagi yang hidup dalam
keluarga serta lingkungan yang baik.
Dalam
pendidikan atau belajar bahasa Arab, keluarga di Indonesia yang pada umumnya
beragama Islam tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Dari sisi ini
keluarga belum bisa efektif dalam memahami bahasa arab akan tetapi sudah bisa
sedikit mengenalkan tentang bahasa Arab melalui bahasa ibadah yang yang diajarkan
orang tua kepada anak.
b) Masyarakat
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta
alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan
keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.[6]
Marsyarakat
merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan
kesatuannya dan dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[7]
Dalam
dunia pendidikan, masyarakat berperan membangun karakteristik seorang siswa
atau mempengaruhi pendidikan dengan cita-citanya. Tugas masyarakat di dalam
pendidikan ialah membiayai sekolah/pendidikan. Masyarakat memiliki tujuan
tertentu: ialah agar anak didik yang muda- muda kelak dapat membantu kepada
masyarakat dan mengabdi kepada negara.
Anak
didik suatu Madrasah atau yang sedang mempelajari bahasa Arab sangat beruntung
ketika hidup dalam lingkungan masyarakat yang peradaban islamnya tinggi, sebab
sudah secara langsung ia belajar atau memiliki bekal ilmu dari lingkungan
masyarakat. Bahasa Arab memang tidak dipakai sebagai bahasa komunikasi pada
lingkungan tersebut akan tetapi ada pengenalan melalui bacaan do’a maupun
pengajian yang isi bahasannya bersumber dari bahasa Arab.
c) Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan, semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah
dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses pembangunan
masyarakat itu.
Dalam runtutan pendidikan, sekolah sebagai tempat pendidikan kedua setelah
lingkungan keluarga selain itu juga anak didik perlu menganggap sekolah sebagai
keluarga kedua. Maka sebagian dari kehidupan sekolah adalah ekstensi dari
kehidupan keluarga, sehingga sekolah perlu mencerminkan hal tersebut pada
masyarakat dengan harapan kehidupan keluarga bisa sejalan dengan masyarakat
patembayan (gemeinschaft).[8]
2). Guru
Guru
sangat menentukan karakteristik siswa atau anak didik sekaligus sebagai seorang
yang berjasa besar terhadap masyarakat dan negara. Secara garis besar, guru
merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar dan membimbing peserta didik.
Dilihat
daru faktor eksternal siswa, secara langsung guru sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajara. Maka dari itu guru harus
betul-betul dapat memberi solusi dalam belajar siswa. Profesi guru sangat
memerlukan suatu keahlian khusus dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang
diluar bidang pendidikan
3). Buku teks
Buku
teks merupakan bahan/media cetak (printed materialis). Media cetak
bagian dari faktor eksternal sebagai media pengajaran bukan hanya buku teks
saja, bisa jadi terbitan berkala maupun lembaran lepas.
Buku
dalam proses kegiatan belajar memang bukan faktor utama akan tetapi buku sangat
mendukung lancarnya proses belajar baik bagi siswa maupun guru. Fungsi buku
bagi siswa dalam pembelajaran hanya sebagai media untuk mempermudah tugas guru,
bukan guru karena buku tida bisa berperan sebagai guru.Seorang siswa supaya
lebih mengenal terhadap materi yang baru dan lisan hendaklah datang dari guru,
sedangkan buku teks untuk dijadikan pelengkap.[9]
C. Cara mengatasinya
Pada
beberapa pembahasan diatas, masalah dalam pembelajaran bahasa Arab pastinya ada cara
menangani atau solusi agar permasalahan anak didik segera bisa dipecahkan.
Dalam pembahasan diatas faktor kesulitan belajar bahasa Arab secara garis besar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Untuk
mengatasi kesulitan belajar bahasa arab pada faktor internal, dalam menentukan
maupun menjalani kegiatan belajar, anak didik harus menyeimbangkan dengan
potensi diri yang dimiliki dan bisa beradaptasi dengan pendidikan yang sedang
dilakukan.
Sedangkan
upaya untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab dari faktor eksternal, maka
yang terlibat dalam faktor ini harus bisa menunjukan atau mendukung proses
belajar anak didik dan anak didik pun dapat menerima sehingga ada timbal balik
yang saling mengnuntungkan (mutualisme).
Bahasa Arab mudah,
penting dan dapat di gunakan dalam berbagai hal, statment ini yang harus
dimunculkan supaya peningkatan SDM dalam pembelajaran bahasa Arab bisa tercapai
dan yang terpenting untuk belajar/berbicara bahasa Arab bagi orang yang masih
awam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat menjadi
kendala pada seseorang dalam mempelajari bahasa arab itu ada dua yaitu faktor
internal dan Eksternal. Adapun faktor internal terdiri atas bakat, minat,
kemauan, pengalaman terdahulu terhadap pembelajaran.
Sedangkan
dalam faktor eksternal terdiri atas lingkungan, guru, buku dan yang berkaitan
dari luar keberadaan siswa itu sendiri.
Untuk
mengatasi kedua hal tersebut perlu adanya ketelitian, penerapan dan fasilitas
sebagai pendukung dalam merobah cara belajar siswa sebagaimana dijelaskan dalam
pembaasan upaya dalam mengatasinya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
·
Alex
Sobur. Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003.
·
Azhar
Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2003.
·
Imam
Barnadib. Filsafat
Pendidikan,
Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2002.
·
Muhammad Abu Bakar. Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya: Usaha Nasional, 1981
·
Muhammad
Ali. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000.
·
Slameto. Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Cet IV, Jakarta: PT Rineka Cipta,2001.
·
Sutari
Imam Barnadib. Pengantar
Ilmu Pendidikan Sistematis, Cet 13, Yogyakarta: ANDI
OFFSET,2000.
[3]Alex
Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia: 2003), hal.
181.
[4]Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet
IV, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hal. 57.
[6] http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
[7] Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, cet
13, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2000), hal. 133
[9] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan
Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), hal. 70
No comments:
Post a Comment