BAB
I
PENDAHULUAN
Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat
berlangsung proses kehidupan sosial ,dengan demikian masyarakat dapat diartikan
sebagai wadah atau medan tempat
berlangsungnya antar aksi warga masyarakat itu.[1]
Bagi setiap warga masyarakat akan lebih
baik apabila ia mengenal “masyarakat”dimana ia menjadi bagian daripadanya, dan
masyarakat sebagai lembaga hidup bersama,bahkan tidak dapat dipisahkan daripada
warga masyarakatnya dengan segala
hubungan dan interaksi yang berlangsung didalamnya.begitu juga intraksi yang
terjadi di dalam masyarakat primitif,masyarakat agraris,dan masyarakat
industrial.tiap masyarakat tersebut
telah memiliki ciri serta kebudayaan yang merupakan hasil dari masyarakat itu
sendiri,baik itu adat istiadat bahasa ataupun kepercayaan .
1. Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan primitif
2. Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan agraris
3. Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan industrial
1. Untuk
mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan primitif
2. Untuk
mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan agraris
3. Untuk
mengetahui serta memahami apa itu kebudayaan industrial
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kebudayaan Primitif
Kebudayaan primitif dapat diartikan sebagai
kebudayaan yang dimiliki masyarakat yang bersahaja dan sederhana,baik dilihat
dari struktur sosial maupun kebudayaannya.dalam keudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat primitif penggunaan teknologi masih sangat terbatas,tidak mempunyai
alat-alat modern,belum menggunakan sistem keuangan atau dan belum tahu menulis dan membaca.setiap
masyarakat mempunyai sistem ekonomi tersendiri sebagai cara untuk mendapatkan
makanan. Ada masyarakat yang bertani dan berburu [2].
Masyarakat primitif adalah masyarakat
yang hidup di zaman sebelum ada pendidikan . mereka hidup dengan mengandalkan
alam,tetapi tidak dikuasi oleh alam. Masyarakat primitif masyrakat yang sudah
mempunyai akal.merekapun menemukan,belajar,dan mengambil keuntungan dari
pengalaman hidup mereka bersama
alam.masyarakat yang belum mengenal tulisan sering kali dinamakan masyarakat
primitif,sementara masyarakat yang sudah mengenal tulisan di sebut
masyarakat modern.
Ciri-ciri
masyarakat primitif
a. Mata
pencahariannya berburu dan mencri buah-buahan di hutan
b. Pada
tingkatan diatasnya,mereka juga bercocok tanam baik berpindah-pindah atau
menetap.
c. Bertempat
tinggl di gua atau di hutan sekalipun ada juga yang telah mengalami kemajuan
dengan membuat rumah gubuk dalam satu komunitas
d. Pengetahuan
yang diajarkan adalah keterampilan yang mereka peroleh secara tradisi.
Dalam masyarakat kebudayaan agraris yang masih kuat.mitos memegang peran sangat
besar dalam iteraksi sosial.ia diperlukan dalam menjaga tradisi dan tindakan
sosial yang bersifat altruistik (bertindak secara bersama-sama).hutan bisa
selamat ,air bisa mengalir terus apabila dikaitkan dengan hal-hal
mitologi,seperti ada makhluk penunggu dan sebagainya .akan tetapi,dalam budaya
seprti ini sangatlah berbahaya. Menjaga mitos yang sangat berdampingan dengan hal yang sangat berbahaya (gunung
berapi yang siap meletus ,apabila sedikit saja keliru dalam menafsirkan hal
ini,puluhan bahkan ratusan jiwa pasti
akan terjadi . disinilah,harus ada kearifan dalam menjaga harkat ,martabat
ummat manusia[3]
.
Ditinjau dari segi giografis desa adalah
suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungannya.
Hasil dari perpaduan itu merupakan suatu wujud atau kenampakan di muka bumi
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis,ssosial, ekonomi dan kultural yang
saling berinteraksi antara unsur-unsur tersebut dan juga hubungannya dengan
daerah lain. Menurut sutardjo kartohadikusumo,desa adalah suatu kesatuan hukum
bertempat tinggalnya suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan
sendiri .menurut bintarto dalam bukunya suatu pengantar geografis desa ,1977 di
jelaskan sebagai berikut :
Unsur-unsur
desa iyalah
§ Daerah,dalam
arti tanah-tanah yang berproduktif dan
yang tidak serta penggunanya.
§ Penduduk,meliputi
jumlah,pertambahan,kepadatan persebaran dan mata pencarian penduduk setempat .
§ Tata
kehidupan,dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan –ikatan pergaulan[4].
Maju
mundunya sebuah desa tergantung dari tiga unsur ini yang dalam kenyataannya di
tentukan oleh faktor usaha manusia(human efforts) dan tata geografis
(geographical setting). Adapun menurut paul h.landis,desa adalah daerah yang
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri –ciri sebgai berikut:
a. Mempunyai
pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu jiwa.
b. Memiliki
perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat
kebasaan
c. Memiliki
cara berusaha (dalam hal ekonomi),yautu agraris pada umumnya ,dan sangat
dipengaruhi oleh keadaan alam,seperyi:iklim, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan
yang bukan bersifat sambilan .
Jadi
yang dimaksud masyarakat perdesaan
adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang penghuninya
mempunyai perasaan yang sama terhadap adat
kebiasaan yang ada ,serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam
kelompokm mereka,seperyi gotong royong
dan tolong –menolong.Ciri –ciri
masyarakat perdesaan
Masyarakat perdesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa
sehingga seseorang merasa dirinya
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat ia
tepati atau hidup,serta rela bekorban demi masyarakatnya, saling
menghormati,serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam
masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagin bersama adapun ciri –ciri masyarakat perdesaan antara
lain :
·
Setiap warga menpaunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat bila di bandingkan dengan warga
masyarakat di uar batas- batas wilayahnnya.
·
Sistem kehidupan pad
umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian.masyarakat
homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama,adat istiadat dan
sebagainya.
Kegiatan
masyarakat desa.
Salah satu ciri khas dalam kehidupan
masyarakat desa adalah adanya semangat gotong royong yang tinggi . misalnya
pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa,mebuat saluran air dan
sebagainya.gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan sebutan kerja bakti,
terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum . ada juga gotong
royong untuk kepentinga pribadi, misalnya mendirikan rumah ,pesta perkawinan
dan kelahiran . pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam yaitu:
·
Kerja sama yang
tmbulnya dari inisiatifwarga masyarakat itu sendiri(diistilahkan dari
bawah,tanpa ada paksaan dari luar).
·
Kerja sama dari
masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar(biasa berasal dari
ataspemerintah aparat desa )
Lebih
dari 82% masyarakat idonesia tinggal di perdesaan dengan mata pencaharian
agraris. Masyarakat perdesaan mempuyai pernilain yang tinggi terhadap mereka
yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, merekka bukanlah
masyarakat yang senang berdim tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan ,
tetapi sebaliknya. Pada umumnnya masyarakat desa sudah bekerja keras, namun
mereka perlu diberikan pendorong yang dapat menaarik altivitas mereka, sehingga
cara dan irama bekerjanya menjado evektif,efesien, dan kontinyu.
C.
Masyarakat
Industrial
Pengertian indusria dalam konteks
budaya ini, perlu dipahami secara mendalam
yang artinya bukan berarti industri dalam arti “pabrikasi” dan
“masalisasi”. Namun budaya sebagai suatu kegiatan industri ang didalamnya
mencakup pemahaman terpadu antara lain:
a. Perencanaan
(planning )dan pembangunan (devolopment )
b. Pengelolaan
(management )
c. Pemasaran
(markting )
d. Investasi
(investment )
e. Pelestarian
(conservation ).
Industri
warisan budaya bangsa tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebagai bagian dari
sektor ekonomi kreatif, industri jenis ini menjadi aset tak terbatas yang
sampai kapanpun tidak akan pernah lekang oleh zaman dengan catatan bahwa proses
kreasi dan inovasi terus diberdayakan .
Industri modern masuk ke indonesia pada
masa penjajahan ketika masyarakat masih dalam kekuasaan yang kuat. Sebelumya,
industri yang berkembang adalah kerajinan tangan yang dilakukan di rumah
–rumah. Masuknya industri modern diterima oleh masyarakat, bukan hanya
kekuasaan yang berpengaruh , melainkan juga sikap bangsa yang terbuka menerima
perubahan.
Desa sebagai basis masyarakat mendapat pengaruh dari industri
ini . dilihat dari ruangnya pengalh fungsian lahan –lahan pertanian menjadi
areal industrial menimbun beberpa hal tersendiri berkurangnya lahan prtanian di
pulau jawa mengakibatkan banyak orang kehilangan kesempatan hidup mapan dengan
bekerja di sektor agraris. Dengan kemampuan terbatas menyerap tenaga kerja,
industri malah menimbulkan pengangguran dalam jumlah yang meningkat[5].
Budaya istimewa akibat industrilisasi
adalah materialisme, segala sesuatu dinilai dengan kebendaan. Budaya ini harus
berbenturan dengan budaya bangsa indonesia yang sangat memegang norma –norma
sosial. Hubungan intrapersonal masyarakat semakin renggang atau diartikan
dengan cara lain, tolong menolong dalam
menyelesaikan urusan yang dihadapinya (korupsi dan kolusi ).
Namun disisi lain industrilisasi
memberikan perubahan pola pikir masyarakat. Masyarakat mulai memperhatikan
pendidikan, manfaat menabung, demokkrasi dalam kekeluarga,dan memberikan banyak
kesempatan bagi wanita dalam aktifitas. Perubahan juga terjadi dalam memandang
urusan agama, misalnya banyaknya orang islam dalam berusaha sekuat tenaga,
menunaikan haji, sekalipun sekali seumur hidup . walaupun tekat ini kurang kuat
di masyarakat, karena derasnya arus moderenisasi sehingga lebih mementingkan
kebendaan dari pada kerohanian.
Industrilisasi di indonesia memberikan
karakteristik karena harus berhadapan dengan budaya bangsa yang kuat. Disisi
lain. Bangsa indonesia masih senang mencari intisari masyarakatnya sendiri
menjadi suatu kebenaran pribadi yang dipegang kuat. Dengan demikian, apa yang
benar di luar indonesia tidak perlu
berlaku i sini. Pandangan ini yang seharusnya di jaga dalam menghadapi situasi masa depan sehingga tercipta keadaan
yang saling memengaruhi antara indutri
dengan intisari budaya bangsa indonesia.
Pada perencanaan pembangunan di negara
berkembang termasuk indonesia. Pada umumnya dalam merumuskan pembangunan tidak
lain adaklah sebagian upaya untuk memajikan suatu masyarakat. Mereka berfikir
bahwa masyarakat mereka yang agrarisharus di ubah menjadi masyarakat yang bercorak
industrial. Usaha itu disebut sebagai proses transformasi masyarakat
industrial.
Proser transformasi adalah proses
perubahan secara mendasar dan besar –besaran yang dilakukan untuk mengubah
basis ekonomi, sosial dan politik,yang dari semula bercorak pertanian agraris
menuju kehidupan industrial. Proses transformasi masyarakat di negara agraris
pada dasarnya mencakup tiga macam perubahan ,yaitu:
·
Perubahan ekonomi yang
relatif stabil
·
Perubahan kelembagaan
politik sosial dari ilmu tradisional menuju modern.
·
Perubahan kelembagaan
politik menuju demokrasi
Ketiga jenis perubahan tersebut harus
berjalan secara bersama-sama dan terkait satu sama lain untuk memperoleh
perubahan mendasar dalam basis ekonomi. Proses transformasi masyarakat agraris
menuju industrial hanya akan terjadi kalau ada campur tangan yang terencana dan
sistemasitis dari pemerintah atau negara.
Dalam hal ini, industrialisasi yang
dimaksud adalah setiap setiap usaha dan strategi yang dilakukan pemerintah
untuk menjaga basis ekonomi masyarakat dari semula bercorak agraris pertanian
menuju industrilisasi yang perekonomiannya berbasiskan pada produksi,
kebijaksanaan industrilisasi ini merupakan prioritas dalam perubahan ekonomi
yang membawa perubahan pada orientasi perilaku masyarakat ini menjadi semakin
rasional.
Kehidupan masyarakat industrial adalah
kehidupan didalam masyarakat perkotaan. Karenanya untuk membicarakan kebudayaan
industrial maka kita akan berbicara mengenai kkebudayaan masyarakat kota.
Beberapa ahli megrtikan koa sebgai suatu
himpunan penduduk bertempat tinggal di dalam pusat ekonomi, pemerintah,kesenian
dan ilmu pengetahuan.
Adapun ciri –ciri masyarakat kota adalah
:
·
Jumlah penduduk besar
dan padat,terutama di pesat kota.
·
Mempuyai penduduk yang
beraneka ragam karena asala usul mereka yang berlainnan.
·
Penduduknya lebih
dinamis, banyak mengadakan perubahan kerjaan, mudh berpindah tempat tinggal,
dan sebagainya.
·
Lebih cepat,lebih bebas
dan mudah bergerak,lebih cepat menerima dan membuang sesuatu yang
baru.peradaban macam ini memberikan kepada mereka sesuatu perasaan harga diri
yang besar[6].
Keadaan
kota dengan bermacam corak hidup seperti diatas menarik masyarakat perdesaan
untuk melakukan urbanisasi. Akibatnya, terjadi berbagai masalah sosial, baik
bagi kota yang dituju maupun desa yang ditinggalkan.
BAB
III
PENUTUP
Perkembangan peradaban manusia terasa
begitu cepatnya, kita tentunya mengenal masyarakat primitif,pada era itu
seseprang untuk mendapatkan suatu barang harus di tukar dengan barang lagi
(batrer), kemudian meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat
industri.maju mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini yang dalam
kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia (human efforts) dan tata
geografi (deographical sitting ). Adapun menurut paul H. Landis, des adalah
daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri –ciri yaitu
mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu jiwa, memiliki
perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesuakaan terhadap adat
kebiasaan,memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi ), yaitu agraris pada
umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam,seperti:iklim,kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris bersifat sembilan.
B. Saran
Perlu
dikaji lebih dalam lagi,tentang kebudayaan primitif,agraris, dan industrial.
Dalam berbagai aspek kehidupan agar mendapatkan
tujuan yang optimal yang lebih akurat,dan diharapkan kepada pembaca
makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PERPUSTAKAAN
·
Mawardi dan nur
hidayati.2006.IAD-ISDIBD. Bandung:pustaka setia wahyu,ramdani.2008.ilmu budaya
dasar,bandung :pustaka setia.
·
http://
gigilip.uin-suka.ac.id/3158/1/BAB %201,%20V.pdf.
[1] Htt://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22763/4/chapter%20I.pdf
[2] Ramdani wahyu.ilmu budaya dasar .(bandung;2008 )hal 270.
[3] Ramdani wahyu Ilmu Budaya Dasar.(bandung ;2008 ) hal 270
[4] http://digilib.uin-suka.ac.id/3158/1/BAB%20I,%20V.pdf
[5] ibid
[6] Mawardi dan nur hidayati.IAD-ISD-IBD.Bandung Pustaka Setia.halaman 194
No comments:
Post a Comment